Desa Telagah Kecamatan Sei. Bingai, Kabupaten Langkat, kode pos: 20771. Adalah sebuah desa yang terletak 22 km dari Namu Ukur dan berjarak sekitar 40 km dari Kota Binjai.
Penduduk Desa Telagah pada umumnya berprofesi sebagai petani. Sebagian besar penduduknya adalah suku Karo. Walau begitu ada juga suku-suku lain seperti suku Jawa, Melayu, yg tinggal di desa tsb. Mayoritas penduduknya beragama Kristen. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa bangunan gereja yang berdiri.
Posisi Desa Telagah secara geografis cukup strategis. Kita bisa ke Danau Lau Kawar melewati Desa Telagah - Pamah Simelir- dengan waktu tempuh sekitar 1.5 jam naik sepeda motor atau mobil. Selain itu juga ada jalan lain yang bisa tembus ke Kuala. Tetapi untuk saat ini (tahun 2014) jalan belum bagus baik ke Danau Lau Kawar ataupun ke Kuala. Masih berbatu-batu (belum diaspal). Jika saja jalan sudah diaspal, tentu saja waktu tempuh akan semakin sedikit.
Tanaman yang ada di Desa Telagah cukup beragam. Mulai dari tanaman keras seperti kelapa sawit hingga tanaman muda seperti jahe ada disana. Juga ada bambu, kopi, cokelat, cabai, dan masih banyak lagi. Ternak juga ada, seperti sapi, kerbau, ayam, babi, dan anjing. Dll.
Desa Telagah termasuk daerah pegunungan karena itu tidak heran bila udaranya cukup dingin dan airnya jernih. Banyak pepohonan dan sangat hijau, jauh dari polusi udara dan air tercemar.
Untuk transportasi, ada mobil L-300 minibus PP Binjai - Telagah via Brahrang. Stasiun angkutan tsb ada di Pajak Bawah Binjai tidak jauh dari SMK Teladan Binjai. Ongkosnya sekitar rp 10.000 sekali jalan dan memakan waktu sekitar 2 jam dari Binjai ke Telagah dan sebaliknya.
Setiap jumat, ada pekan (pasar) di desa ini. Banyak pedagang dari kota menjual barang dagangan mereka dan penduduk juga bisa menjual hasil pertanian mereka kepada pembeli yang datang dari kota. Pasar secara umum memang adalah tempat jual beli.
Telagah mempunyai beberapa dusun; Dusun Bangun, Pamah Simelir, Sukaribu, dll. Ada dua Sekolah Dasar dan satu sekolah menengah pertama (SMP) swasta dan tidak ada SMA di desa ini. Jadi, penduduk desa yang sekolah SMP harus melanjutkan pendidikan selanjutnya ke kota Binjai atau ke namu ukur.
